Kekayaan Desa Tampakang dan Pulau Sambujur: Pesona Tersembunyi di Tengah Rawa Kalimantan Selatan



Banjarmasin - Desa Tampakang, yang berada di tengah perairan rawa Kalimantan, memukau dengan keindahan alamnya. Terletak di Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, desa seluas 40,46 km² ini menjadi tempat yang terkenal akan banyaknya peternakan kerbau rawa. Akses untuk menuju ke desa ini hanya melalui jalur air, menelusuri pepohonan yang rindang di tengah luasnya rawa yang menakjubkan.

Kebersamaan dan  Gotong Royong Menjadi Landasan
Masyarakat Desa Tampakang hidup dengan memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah di sekitar mereka. Mayoritas penduduk Desa Tampakang berprofesi sebagai nelayan, peternak kerbau rawa, dan petani rawa. Tak hanya itu, sebagian lainnya juga mengandalkan sumber daya alam sebagai sumber penghasilan, seperti para ibu rumah tangga yang mahir dalam menganyam tikar dari tanaman purun yang memiliki nilai ekonomis. Gotong royong dan kebersamaan bak menjadi pegangan bagi masyarakat Desa Tampakang. Mereka saling bekerjasama merawat dan menjaga kekayaan alam yang ada di desanya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu warga Desa Tampakang sekaligus mantan Kepala Desa,  Kardiansyah, menyebut bahwa masyarakat sangat menjaga kelestarian alam mereka. “Rawa Desa Tampakang sangat dijaga dan dirawat oleh warga setempat dari oknum yang tidak bertanggung jawab, karena  mereka biasanya menangkap ikan dari hasil rawa,” ucapnya saat diwawancarai secara langsung pada Sabtu (11/05/2024).


Selain keindahan alam yang memikat, kesopanan dan kesantunan menjadi nilai-nilai yang turut memperindah kehidupan di Desa Tampakang. Kardiansyah juga turut menuturkan bahwasanya sikap terbuka dan ramah masyarakatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang jika berkunjung ke Desa Tampakang. “Masyarakat di sini sungguh ramah dan menunjukkan kehangatan sikap mereka, terutama bagi para pendatang,” ujarnya. 

Pulau Sambujur: Surga Kecil di Tengah Rawa
Di Desa Tampakang, juga terdapat sebuah pulau kecil yang terletak di tengah rawa yang rindang. Untuk menuju ke pulau ini, perjalanan memakan waktu sekitar tiga puluh menit dari Desa Tampakang, meskipun masih berada dalam daerah desa yang sama. Pulau sambujur namanya, yang menjadi daya tarik utama Desa Tampakang bagi para wisatawan. Sepanjang perjalanan menuju Pulau Sambujur, pengunjung dapat melihat secara langsung banyaknya kerbau-kerbau rawa yang hidup di sekitarnya. Pulau ini menawarkan keindahan alam berupa pemandangan rawa yang sejuk di bawah pohon-pohon yang rindang dengan udara segar khas pedesaan.

Pulau ini merupakan potensi besar dari sektor wisata bagi Desa Tampakang, tetapi pengelolaan dan pemanfaatannya belum terjalankan secara maksimal. Saat ini ketenaran dari Pulau Sambujur belum banyak terdengar bagi orang luar, kebanyakan orang yang berkunjung ke pulau ini hanyalah masyarakat sekitar Kecamatan Paminggir. Meski demikian, Kardiansyah mengaku pada saat ia masih menjabat sebagai Kepala Desa Tampakang, perencanaan untuk pengelolaan wisata Pulau Sambujur sudah mulai digagaskan.

“Kala itu memang ada rencana untuk membuat fasilitas untuk pengunjung seperti toilet dan tempat ibadah. Namun, karena terkendala terkait beberapa hal yang lebih penting pada saat itu, sehingga belum dapat terealisasikan,” tuturnya pada saat diwawancarai pada Sabtu (11/5). Hingga saat ini, pemaksimalan terkait Pulau Sambujur masih terus mereka usahakan.

 
Maksimalkan Usaha dalam Menghadapi Tantangan
Terlepas dari segala keindahan dan potensi yang dimilikinya, Desa Tampakang juga masih menghadapi beberapa tantangan. Saat musim kemarau tiba, biasanya kekeringan rawa akan melanda yang mengakibatkan terganggunya kesuburan tanah. Sebaliknya, jika musim penghujan tiba, maka Desa Tampakang sangat berpotensi untuk terjadi bencana banjir musiman. Terbatasnya akses transportasi dan infrastruktur yang mereka miliki juga menjadi hambatan tambahan. Kendati demikian, para warga Desa Tampakang tetap memaksimalkan segala cara untuk memanfaatkan alam mereka sambil menyesuaikan keadaan. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu warga Desa Tampakang, Katarsiyah, bahwa “Jika musim kemarau dan rawa mengering, biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk memelihara ayam dan bebek. Sama halnya jika musim hujan, masyarakat mulai memanfaatkan air untuk ternak ikan dan udang,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung pada Jumat (10/5). 
Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, masyarakat Desa Tampakang tentu memiliki harapan-harapan baik untuk desanya. Kardiansyah misalnya, mantan Kepala Desa Tampakang, memiliki harapan besar bagi kemajuan desanya. “Harapan saya untuk Desa Tampakang semoga masyarakatnya berakhlak mulia dan menghasilkan penerus-penerus yang baik dan membanggakan,” tutupnya.


Masih terdapat hal yang perlu dibenahi dan dimaksimalkan di antara beragamnya potensi yang dimiliki Desa Tampakang. Hal ini diakui oleh Sam'ani selaku Kepala Desa Tampakang Antarwaktu, “Wilayah Desa Tampakang masih belum banyak diketahui orang dan belum banyak berkembang dari segi ekowisata,” pungkasnya saat diwawancarai secara langsung pada Sabtu (11/05/2024).

Segala upaya yang nantinya dilakukan untuk mengatasi tantangan ini diharapkan dapat membawa Desa Tampakang menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera. (FM, SYW).


0 Komentar