Mediakalsel.my.id - Banjarmasin
Dalam kebaktian Minggu, 24 Maret 2024, jam 10.00 Wita, GKE Eben Ezer Banjarmasin, kembali mengadakan kebaktian bernuansa Etnik Nusantara.
Yang menarik, kali ini, gereja yang mayoritas jemaatnya berasal dari suku Dayak ini, justru melangsungkan kebaktian memakai etnik suku Toraja. Suku Toraja adalah suku yang tinggal di Pegunungan Utara Sulawesi Selatan, Kota Makele, Kabupaten Tana Toraja. Yangmana Suku Toraja ini sering disebut sebagai orang-orang yang berdiam di negeri atas. (Diambil dari asal kata Toraja yaitu "To Riaja").
Suasana gereja nampak ciri khas Torajanya. Pada kiri dan kanan atas dinding gedung, dihiasi bentangan kain panjang bermotif "paqsekong". Serta tulisan tema dengan hiasan gambar rumah adat "Tongkonan". Ditambah warna-warni pakaian para penari dan sebagian jemaat juga bermotif "paqsekong".
Kebaktian yang berlangsung khikmat dengan tema "Kekuatan Dari Allah Memampukan Untuk Hidup Merendahkan Diri" ini, yang di pimpin Pendeta Elen Yusuf Padang, S.Th, seorang pendeta asli dari suku Toraja, dimulai dengan iringan tarian dan bunyian tabuhan gendang dengan ungkapan yang disampaikan dalam bahasa Toraja bermakna sebagai hormat dan salam dalam kasih dan cinta pemeliharaan Tuhan dengan rasa syukur sebagai orang percaya yang dipersatukan dalam rumah Tuhan dapat bersama-sama menyampaikan ungkapan syukur dan terimakasih atas anugerah dan berkat-Nya yang melimpah dalam kehidupan.
Yang lebih menarik, setelah usai kebaktian, jemaat disuguhi makanan tradisional Toraja, yang dinamakan "piong burak". Makanan ini berbahan baku utama batang pisang, ayam, parutan kelapa dan daun mayana, dimasak didalam bambu yang dibakar.
Pada Media Kalsel, Pdt. Elen Yusuf Padang menyampaikan kesannya. Pertama, sebagai masyarakat Toraja, kami menyampaikan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada MPH GKE Eben Ezer, memberikan kesempatan kepada kami sebagai masyarakat diaspora yang tinggal di Banjarmasin untuk terlibat dalam ibadah etnik Toraja, dan ini suatu kehormatan bagi kami sebagai warga Toraja yang jauh dari Sulawesi bisa diberikan kesempatan untuk memperkenalkan adat budaya kami, sehingga kami bisa dikenal oleh masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan, secara khusus keluarga Allah di GKE Eben Ezer Banjarmasin.
Harapan kami, pertama, sebagai masyarakat diaspora di Banjarmasin, menaruh harapan agar MPH GKE Eben Ezer dapat melayani sebagai keluarga dan ini menjadi harapan kami yang terbesar. Sekalipun di Banjarmasin sudah ada Gereja Toraja tetapi sebagai Pendeta saya tidak bisa memaksa orangtua dan saudara-saudara saya masyarakat Toraja untuk ibadah di gereja kami. Karena kita percaya ini adalah bagian dari proses untuk saling mengenal. Kalau di gereja ini tidak ada jemaat dari suku Toraja, mana mungkin kami bisa beribadah bersama seperti ini. Harapan yang kedua, bahwa tali silaturahmi ini dapat terus terjalin sampai pada masa Tuhan memanggil kita. Demikian Pendeta Elen menuturkan.
Selanjutnya, ibu Tati Hariati, Sekretaris MPH GKE Eben Ezer menerangkan bahwa program ibadah etnik ini dilakukan 3 bulan sekali, dengan tujuan mengobati kerinduan jemaat yang jauh dari kampung halaman. Seperti diketahui walaupun mayoritas jemaat adalah suku Dayak tetapi ada juga beberapa etnis lain, salah satunya adalah suku Toraja.
@erngaki
Mk
0 Komentar